Wednesday 13 January 2016

Salah Satu Cara Menyenangkan Hati; Kepang

Salah satu cara menyenangkan hati adalah dengan menata rambut. Sejak dua tahun yang lalu aku memutuskan untuk memanjangkan rambut. Sebelumnya aku selalu rutin memotong rambut tiap empat bulan sekali, menjaganya tetap pendek, potongan rambut di atas telinga, mirip lekali. Salah satu alasannya karena tak mau repot saat cuci rambut dan mengeringkannya lebih cepat daripada rambut panjang. Tapi kemudian saat browsing video lalu menemukan video cara melakukan kepang fishtail aku memutuskan untuk tidak memotongnya. Butuh dua tahun untuk mendapatkan rambut panjangku yang sekarang. Selama menunggu rambut memanjang sepanjang ini, aku browsing cara melakukan tatanan rambut model kepang. Ada banyak dan semuanya menyenangkan.
Tetap saja ada masalah. Yang paling mengganggu adalah kenyataan rambutku berwarna hitam. Rambut hitam membuat tekstur kepangannya tidak terlihat saat difoto. Masalah yang kedua adalah rambutku terlalu lurus dan licin. Semalaman mengepangnya untuk mendapat rambut berombak tidak berhasil, hasil curly-nya hanya bertahan untuk waktu 4 jam. Tapi aku tak ingin menggunakan pengeriting atau catokan atau pemanas rambut lain. Bahkan sekarang aku tidak menggunakan hairdryer lagi, teramat sangat merusak rambut. Padahal aku pang suka model rambut boho, dan dia bagus karena banyak curly-nya. Tapi tak apalah. Dan rambut yang terlalu licin membuat hasil tatanan rambut yang kulakukan cepat udar. Aku butuh banyak hair grip untuk satu model rambut agar bisa bertahan lama. Aku memutuskan tidak memakai hairspray. Katakanlah aku tetap ingin melakukannya dengan cara yang sederhana tapi hasil yang membuat hati puas.






Sedikit Keresahan, Sedikit Optimisme

I'm not into fashion . . .
Mungkin kukira aku harus benar-benar mencari tahu dasar kata dan makna "fashion" sebelum benar-benar into it. Bukan berarti aku ingin melakukan runway sendiri dengan para model dan baju-baju bagus. TIDAK. Bukan itu intinya. Aku berpikir untuk mencari tahu makna kata dasarnya karena aku tergelitik dengan "gaya hidup". Tiap manusia punya keresahan dan salah satunya tentang "posisi", "where am I fit in?", dan kita mencari berbagai jenis gaya hidup yang sesuai dan membuat kita nyaman. Dalam pencarian yang seperti itu, pada satu titik, aku sampai pada sebuah pemberhentian di Mori Kei. Bukan cara berpakaiannya yang menjadi fokusku, tapi bagaimana gaya hidup dan pola pikirnya. Penyendiri jadi salah satu gaya tarik terkuat. Lalu "dunia yang berjalan dengan lambat tapi penuh keingintahuan", juga "neverland" konsep tentang dunia dimana kita tidak mendewasa tapi tetap menpertahankan suatu bentuk kanak-kanak. Bentuk kanak-kanak yang kumaksud adalah tingginya rasa ingin tahu, eksplorasi keingintahuan, "membaca", dan masih adanya konektivitas dengan alam. Aku mengalami kesulitan ketika mendapati orang-orang "dewasa" di sekitarku tidak mempedulikan alam dengan baik, mereka bisa dengan mudah berpikir untuk membunuh hewan kecil dan menebang pepohonan. Bagiku itu sebuah ironi. Kembali ke topik pencarian posisi, dari Mori Kei aku menemukan tempat. Tapi keresahanku tak kunjung berakhir, rasanya seperti masih ada yang kurang dari filosofis gaya hidup Mori Kei. Filosofis gaya hidupnya sendiri sangat bagus, tapi kemudian aku menghadapi kenyataan yang sering kali memaksa seseorang merubah pandangannya tentang hidup; bagaimana caraku menafkahi diri sendiri. Aku berpikir tentang bentuk gaya hidup lain; zero waste. Kupikir cocok dengan filosofis gaya hidup Mori Kei yang berhubungan dengan alam. Zero waste memberi kita konsep untuk menjaga kealamian dan keseimbangan dunia dengan tidak memakai terlalu banyak bahan plastik dan memakan sayur dan buah organik. Itu sempurna jika kita ingin melindungi bumi kita dari kerusakan. Dan yap dengan kerja keras tentunya apalagi manusia modern sekarang ini cenderung banyak yang menjalani konsep kerja-cari-uang-untuk-beli-kebutuhan-hidup. Konsep membelinya yang tidak sesuai untuk menjawab keresahanku. Selain itu, aku juga mendapat konsep gaya hidup baru yang sama bagusnya dan akan mengisi lubang keresahanku; ethical fashion. Aku mendapatkannya ketika browsing di blog Annika Victoria. Konsepnya adalah jika ingin menjadi pembeli pastikan pembuat barang yang kita beli sudah dibayar dan diperlakukan dengan layak. Tapi bukan itu saja bagian menariknya, bagian yang paling menarik adalah konsep bahwa kita bisa membuat sendiri kebutuhan sandang kita dengan budget minimal karena menggunakan bahan yang tidak terpakai lagi. Kreativitas dibutuhkan di sini dan itulah bagian yang paling menarik. Jadi kebutuhan pokok sandang dan pangan masih dapat kita penuhi dengan menghasilkannya sendiri. Selama masih ada tanah, hewan, udara, matahari, air, tumbuhan, kita akan masih bisa hidup. Tapi keresahanku masih ada lubangnya; hidup di masyarakat modern dengan sistem. Yang terpikirkan olehku adalah pajak. Bagaimana menafkahi diriku untuk mendapatkan uang yang bisa digunakan membayar pajak. Aku tahu jawabannya, tapi apakah keluarga akan merestui. Hidup itu sangat rumit. Bagi penyendiri yang hidup di tengah-tengah masyarakat yang ekstrovert, hidup itu sangat rumit. Tapi perbedaan ini bukankah sangat menyenangkan. Kita bisa berbagi dan memuaskan rasa ingin tahu kita akan bentuk dan gaya hidup yang benar-benar berbeda. Tuhan maha kaya, semua manusia yang diciptakan-Nya pasti akan bisa hidup karena Dialah pemberi rejeki.


Di awal aku menulis postingan ini aku merasakan suatu keresahan yang berlubang besar, tapi pada akhir postingan ini aku benar-benar merasa tercerahkan bahwa semua itu hanya perasaan, keresahan itu hilang digantikan optimisme yang mencerahkan.
Terima kasih, dan mari berbagi ^^ . . .