Monday 13 May 2013

Moro-moro Ngegalundeng

Sudah berapa bulan? Rasanya sudah hampir satu tahun tidak posting. Itu benar-benar waktu yang lama, dan apa yang terjadi?


Mungkin dalam kehidupan manusia ada suatu rentang masa kosong yang benar-benar penuh kebingungan dan ketidakpastian. Berada di usia awal 20an. Bukan lagi remaja, tapi juga belum bisa dikatakan dewasa. Benar-benar masa peralihan. Dalam hati dan pemikiran ada sebuah gagasan muncul bahwa di usia ini seharusnya kita sudah bisa lebih stabil dari sebelumnya, sudah bisa lebih luwes dalam menghadapi orang lain, sudah bisa lebih memahami banyak hal dalam kedalaman yang lebih dari sebelumnya. Memang ada saat-saat hal-hal itu terasa nyata dan "yeah, aku berhasil melakukannya dengan baik". Tapi kemudian, tiba-tiba ada suatu waktu yang terasa panjang, kosong, dan tidak pasti. Lalu pikiran negatif muncul, "ternyata masih labil, ternyata masih belum luwes, ternyata masih belum bisa memahami suatu keadaan secara lebih mendalam". Ini seperti perang batin. Dan akhirnya pemahaman itu muncul, musuh paling berbahaya dan mengancam kelangsungan hidup memang adalah diri sendiri. Menghadapi perkataan orang lain, sikap orang lain yang merendahkan kita ternyata jauh lebih mudah daripada menghadapi "hakim-hakim" dalam kepala kita. Mungkin itulah kenapa manusia perlu bicara, mengutarakan pendapatnya dan apa yang dirasakannya pada orang lain. Dan karena itulah manusia merupakan makhluk sosial dan tak dapat hidup sendiri.

Semua ini berawal dari rasa kesepian, kekosongan, dan ketidakpastian yang menghinggapi kehidupan awal 20an.

Aku terlalu banyak berpikir cara menjalani hidup ini dengan normal agar aku dapat merasakan kebermaknaan tiap kejadian dalam hidupku. Sampai sekarang aku masih mempelajarinya. Ada kalanya aku dapat merasakan kebermaknaan itu dengan orang-orang yang berpengaruh dalam hidupku; keluarga, tetangga, teman dekat. Tapi ada juga kalanya aku merasa kosong dan sangat tidak bermakna meskipun sudah kujalani apa yang perlu kujalani dengan orang-orang yang berpengaruh dalam hidupku itu. Well, orang yang terlalu banyak membaca buku memang akan nampak lebih pandai dan bijak daripada yang tidak. Itu kesan yang teman-teman berikan padaku. Dan itu merupakan tekanan tersendiri bagiku. Lihat saja, sebenarnya dalam urusan menjalani kehidupan sehari-hari aku sungguh lack, kurang bahkan tidak pandai. Tapi beberapa orang menganggapku pandai dan berekspektasi besar terhadap apa yang sebenarnya kurang dariku. Terkadang ini terasa sangat menyesakkan karena kemudian ketika mereka mengetahui bagaimana lack-nya diriku dalam menjalani kehidupan ini, mereka kemudian meninggalkanku.

Ah, itu masalah sejak jaman azali yang belum bisa kupecahkan.

Gomenasai #bow

Minggu lalu akhirnya kembali latihan karawitan setelah terakhir kami pentas di Tembi. Rasanya sangat menyenangkan, menyegarkan. Hanya berada bersama teman-teman karawitan plus bersama-sama dalam kelompok tim memainkan sebuah lagu gendhing saja membuatku merasa sangat senang dan bersyukur. Aku bisa tertawa lepas di hadapan mereka. Ah, bisa belajar banyak tentang kehidupan normal dari mereka, bisa menikmati sedikit waktu dengan tertawa tanpa takut dikira menertawakan, semuanya jadi menyenangkan dengan mereka. Terima kasih. Love you all dah . . .

No comments:

Post a Comment