Oleh : Wening Sekar
Satiti / PG-PAUD 4A
Copyright©2012
Dulu
ada seekor kupu-kupu bernama Indah. Seperti namanya, kupu-kupu ini sangat
indah. Sayapnya berwarna biru cerah dengan semburat merah dan kuning. Indah
senang terbang kesana-kemari mengitari kebun bunga.
Indah
adalah kupu-kupu yang ramah dan periang. Dia mengitari kebun bunga sambil
menanyakan kabar para bunga. Para bunga sangat senang dengan keramahan Indah.
Mereka tak sungkan membagi nektarnya pada Indah. Sementara itu, Indah akan
membantu para bunga menyerbukkan sari
bunga ke putik.
Indah tak hanya baik pada para bunga. Indah
juga sangat baik pada para lebah, kumbang, dan serangga lain yang ada di kebun
bunga. Bahkan tak jarang Indah berbagi nektar dengan para lebah.
Suatu
hari, Indah bercakap-cakap dengan bunga Mawar dengan bunga Lili di kebun.
“Kau
tahu betapa cantiknya warna sayapmu, Indah.”bunga Mawar memulai percakapan.
“Ya,
warna birunya yang cerah dengan semburat merah dan kuning. Itu warna yang
sangat sempurna untuk dilihat. Aku iri padamu.”sambung bunga Lili.
“Aku
juga merasa iri pada warna sayapmu yang cantik. Warna kelopakku merah dan
warnanya tidak cerah. Betapa senangnya bila aku memiliki warna kelopak secerah
warna sayapmu, Indah.”kata bunga Mawar.
“Warna
kelopakku putih dan terkadang menjadi kusam karena debu dan sinar matahari. Aku
juga ingin warna kelopak yang cerah dan indah seperti milikmu, Indah.”lanjut
bunga Lili mengiyakan.
Mendengar
pujian itu, Indah merasa sangat senang. Dia pulang ke rumahnya. Dia masuk ke
kamar dan menghadap cermin. Dia mengagumi warna cerah sayapnya di depan cermin.
Belum pernah dia bercermin sebelumnya.
“Ternyata
benar kata mereka, warna sayapku sangat cerah. Sayapku terlihat sangat indah.
Seperti namaku.”kata Indah mengagumi sayapnya di cermin.
***
Suatu
pagi, langit biru terlihat bersih. Mentari pagi ini bersinar hangat. Embun yang
membasahi kelopak bunga dan dedaunan terlihat menyegarkan. Indah terbangun
dengan perasaan suka-cita dan bersemangat.
“Hari
ini seberapa banyak nektar yang dihasilkan para bunga? Apakah serbuk sari bunga
Mawar berhasil mencapai putik? Jika iya, berarti sebentar lagi akan tumbuh
bunga mawar baru.”kata Indah pada dirinya sendiri. Indah tersenyum membayangkan
bunga Mawar baru tumbuh karena penyerbukannya kemarin.
Indah
bersiap-siap dengan keranjang nektarnya untuk mengambil netar dari para bunga.
“Hari
ini aku akan mengunjungi bunga Mawar terlebih dulu. Nyonya Lebah mungkin ada di
sana juga. Sebaiknya aku menyiapkan sesuatu untuk nyonya Lebah.”Indah bersiap-siap
ke tempat bunga Mawar. Indah mengeluarkan olahan nektarnya untuk diberikan pada
Tuan Kumbang jika mereka bertemu nanti.
Indah
terbang dengan riang menuju kediaman bunga Mawar. Hari ini rasanya lebih cerah
dari hari sebelumnya. Sebelum terbang tadi, Indah sedikit membersihkan sayapnya
dengan embun dari daun pohon Willow. Dia mengumpulkan banyak embun. Dengan
perlahan, Indah mengusap sayapnya dengan embun yang menyegarkan itu. Lalu Indah
mengeringkan sayapnya dengan berhati-hati. Rasanya sangat menyegarkan.
Indah
mengepakkan sayapnya dengan penuh percaya diri. Dia merasa bangga pada sayapnya
yang berwarna cerah dan indah. Dia masih teringat pujian bunga Mawar dan bunga
Lili yang tak sengaja dia dengar kemarin.
“Pasti
bunga-bunga yang lain pun merasa iri pada keindahan sayapku.”pikir Indah sambil
terus mengepakkan sayapnya menuju kebun bunga.
Hari
ini, Indah terbang sedikit memutar. Dia ingin semua bunga melihatnya. Dia
menyapa bunga Pacar Air, bunga Kamboja, bunga Tulip, dan bunga Melati. Indah
tak lupa menyapa para Kumbang dan Lebah yang dilewatinya.
“Pagi
ini kau terlihat sangat gembira Indah.”sapa tuan Lebah ketika mereka berjumpa.
“Sayapmu
terlihat lebih cerah dibanding kemarin, Indah.”puji bunga Tulip.
“Selamat
pagi Indah, hari ini sayapmu terlihat sungguh indah.”sapa paman Kepik.
Indah
tersenyum mendengar semua pujian itu. Indah tak lupa mengucapkan terima kasih
pada tiap pujian. Dia merasa sangat senang.
Indah
sampai di kediaman bunga Mawar. Dan benar, di sana juga ada nyonya Lebah.
“Selamat
pagi, Indah. Hari ini kau terlihat sangat senang.”sapa nyonya Lebah.
“Benar,
nyonya Lebah. Langitnya cerah, mentarinya hangat, dan embunnya menyegarkan.
Hari yang sempurna untuk merasa bahagia. Bagaimana kabar Anda, nyonya Lebah?
Apa sayap Anda sudah lebih baik?”tanya Indah kemudian.
“Aku
merasa baik. Sayapku sudah bisa dikepakkan dengan normal. Terima kasih untuk
saranmu kemarin.”jawab nyonya Lebah dengan sopan.
“Kembali
kasih, saya senang mendengar kabar Anda menjadi lebih baik.”jawab Indah dengan
sopan,”Oh ya, ini saya bawakan olahan nektar. Semoga Anda menyukainya, nyonya
Lebah.”
“Aku
yakin ini pasti enak. Terima kasih.”nyonya Lebah menyambut olahan nektar Indah
dengan senang. Tanpa sengaja nyonya Lebah menumpahkan olahan nektar yang
diberikan Indah. Olahan nektar itu mengenai sayap Indah. Sayapnya jadi lengket
dan mengkilap kusam.
“Oh,
nyonya Lebah, bagaimana Anda bisa begitu ceroboh. Pagi ini, saya bersusah payah
membersihakan sayap saya agar terlihat lebih cerah dan Anda malah menumpahinya
dengan olahan nektar yang saya berikan. Oh, bagaimana ini?”kata Indah meracau.
Indah merasa jengkel karena sayapnya jadi jelek dan kusam.
“Maafkan
aku Indah. Aku tidah sengaja menumpahkan olahan nektar itu padamu. Sungguh aku
tidak sengaja.”kata nyonya Lebah meminta maaf. Nyonya Lebah membantu Indah
membersihkan sayapnya.
“Oh,
nyonya Lebah, mungkin Anda sengaja menumpahkannya karena Anda merasa iri pada
sayap saya yang indah sementara sayap Anda jelek.”Indah berbicara sangat kasar
pada nyonya Lebah.
“Bagaimana
kau bisa berpikir seperti itu Indah. Tentu saja itu tidak benar.”jawab nyonya
Lebah dengan perasaan tersinggung. Nyonya Lebah lalu terbang meninggalkan Indah
sendirian.
Indah
terbang menghampiri bunga Mawar.
“Apa
yang terjadi? Kenapa nyonya Lebah pergi begitu saja?”tanya bunga Mawar.
“Kau
lihat ini? Sayapku yang indah jadi kusam dan lengket. Nyonya Lebah menumpahkan
olahan nektar yang kuberikan. Aku yakin dia sengaja karena merasa iri pada
sayapku.”ceracau Indah dengan kesal.
“Bagaimana
mungkin kau bisa berpikir seperti itu? Nyonya Lebah adalah orang yang baik dan
sopan, tak mungkin dia berbuat ddemikian.”bunga Mawar menimpali dengan lembut.
“Rasa
iri bisa mengubah orang baik menjadi jahat.”Indah masih saja bersikap
menyebalkan.
“Dan
rasa sombong dapat mengubah seorang periang menjadi menjengkelkan.”bunga Mawa
pergi mangacuhkan Indah.
Sekarang
Indah sendirian. Dia terbang menuju kebun bunga. dia berharap mendapat
penghiburan dari bungaa-bunga lain. Tapi ketika Indah menceritakan apa yang
terjadi, serta merta para bunga berkata hal yang sama seperti yang dikatakan
bunga Mawar,”Kesombongan dapat mengubah seorang periang menjadi menjengkelkan.”
***
Indah
pulang dengan perasaan kecewa. Apa yanh terjadi? Kenapa sekarang semua orang
mengatakan dia sombong. Indah hanya mengatakan apa yang dirasanya benar.
Indah
terbang dengan lemas menuju pohon Willow yang tadi pagi memberinya embun
menyyegarkan.
“Pohon
Willow yang baik, aku tidak mengerti kenapa mereka jadi membenciku.”keluh Indah
pada pohon Willow. Indah menceritakan apa yang baru saja terjadi.
“Aku
hanya mengatakan apa yang kurasa benar. Pasti banyak yang iri pada sayap
indahku ini.”lanjut Indah dengan sedih.
“Indah
yang cantik. Mungkin benar mereka iri dengan warna cerah sayapmu. Tapi kau
tidak boleh serta-merta menuduh nyonya Lebah sengaja menumpahkan olahan nektar
itu. Memiliki perasaan iri tidak berarti mereka ingin melukaimu. Kesombongan
dalam hatimu telah menutup hati yang bersih. Bukankah sebelumnya kau tidak
pernah berpikiran buruk tentang orang lain?”kata pohon Willow dengan bijak.
Semilir angin menggesekkan daun-daun pohon Willow. Suara gemerisik daunnya
menenangkan hati Indah.
“Mereka
akan merasa terluka jika kau menuduh mereka sengaja melakukan sesuatu yang
sebenarnya tidak sengaja mereka lakukan. Minta maaflah pada nyonya Lebah.”saran
pohon Willow tuaa pada Indah.
“Aku
menyesal telah berkata kasar pada nyonya Lebah dan menuduhnya melakukan itu
dengan sengaja. Dan aku jadi sedih karena sekarang teman-temanku berpikir aku
sombong. Aku akan terbang ke tempat nyonya Lebah lalu meminta maaf. Semoga
nyonya Lebah mau memaafkanku. Dan aku juga tidak akan mengulanginya lagi. Aku
tidak mau sombong lagi. Sayapku memang cantik tapi tak akan terasa cantik jika
aku tidak punya teman seperti sekarang. Terima kasih pohon Willow.”kata Indah
akhirnya.
Indah
terbang menuju kediaman nyonya Lebah. Dia mengutarakan betapa dia sangat
menyesal lalu meminta maaf. Nyonya Lebah memaafkan Indah. Nyonya Lebah mengajak Indah masuk untuk mimum teh sore.
Indah
juga minta maaf pada teman-temannya di kebun bunga. Dia berjanji tak akan
sombong lagi karena dia tidak mau dibenci teman-temannya.
No comments:
Post a Comment