Tuesday 22 May 2012

INDAH DAN SAYAP INDAHNYA


Oleh : Wening Sekar Satiti / PG-PAUD 4A
Copyright©2012

Dulu ada seekor kupu-kupu bernama Indah. Seperti namanya, kupu-kupu ini sangat indah. Sayapnya berwarna biru cerah dengan semburat merah dan kuning. Indah senang terbang kesana-kemari mengitari kebun bunga.
Indah adalah kupu-kupu yang ramah dan periang. Dia mengitari kebun bunga sambil menanyakan kabar para bunga. Para bunga sangat senang dengan keramahan Indah. Mereka tak sungkan membagi nektarnya pada Indah. Sementara itu, Indah akan membantu para bunga  menyerbukkan sari bunga ke putik.

 Indah tak hanya baik pada para bunga. Indah juga sangat baik pada para lebah, kumbang, dan serangga lain yang ada di kebun bunga. Bahkan tak jarang Indah berbagi nektar dengan para lebah.
Suatu hari, Indah bercakap-cakap dengan bunga Mawar dengan bunga Lili di kebun.
“Kau tahu betapa cantiknya warna sayapmu, Indah.”bunga Mawar memulai percakapan.
“Ya, warna birunya yang cerah dengan semburat merah dan kuning. Itu warna yang sangat sempurna untuk dilihat. Aku iri padamu.”sambung bunga Lili.
“Aku juga merasa iri pada warna sayapmu yang cantik. Warna kelopakku merah dan warnanya tidak cerah. Betapa senangnya bila aku memiliki warna kelopak secerah warna sayapmu, Indah.”kata bunga Mawar.
“Warna kelopakku putih dan terkadang menjadi kusam karena debu dan sinar matahari. Aku juga ingin warna kelopak yang cerah dan indah seperti milikmu, Indah.”lanjut bunga Lili mengiyakan.
Mendengar pujian itu, Indah merasa sangat senang. Dia pulang ke rumahnya. Dia masuk ke kamar dan menghadap cermin. Dia mengagumi warna cerah sayapnya di depan cermin. Belum pernah dia bercermin sebelumnya.
“Ternyata benar kata mereka, warna sayapku sangat cerah. Sayapku terlihat sangat indah. Seperti namaku.”kata Indah mengagumi sayapnya di cermin.
***
Suatu pagi, langit biru terlihat bersih. Mentari pagi ini bersinar hangat. Embun yang membasahi kelopak bunga dan dedaunan terlihat menyegarkan. Indah terbangun dengan perasaan suka-cita dan bersemangat.
“Hari ini seberapa banyak nektar yang dihasilkan para bunga? Apakah serbuk sari bunga Mawar berhasil mencapai putik? Jika iya, berarti sebentar lagi akan tumbuh bunga mawar baru.”kata Indah pada dirinya sendiri. Indah tersenyum membayangkan bunga Mawar baru tumbuh karena penyerbukannya kemarin.
Indah bersiap-siap dengan keranjang nektarnya untuk mengambil netar dari para bunga.
“Hari ini aku akan mengunjungi bunga Mawar terlebih dulu. Nyonya Lebah mungkin ada di sana juga. Sebaiknya aku menyiapkan sesuatu untuk nyonya Lebah.”Indah bersiap-siap ke tempat bunga Mawar. Indah mengeluarkan olahan nektarnya untuk diberikan pada Tuan Kumbang jika mereka bertemu nanti.
Indah terbang dengan riang menuju kediaman bunga Mawar. Hari ini rasanya lebih cerah dari hari sebelumnya. Sebelum terbang tadi, Indah sedikit membersihkan sayapnya dengan embun dari daun pohon Willow. Dia mengumpulkan banyak embun. Dengan perlahan, Indah mengusap sayapnya dengan embun yang menyegarkan itu. Lalu Indah mengeringkan sayapnya dengan berhati-hati. Rasanya sangat menyegarkan.
Indah mengepakkan sayapnya dengan penuh percaya diri. Dia merasa bangga pada sayapnya yang berwarna cerah dan indah. Dia masih teringat pujian bunga Mawar dan bunga Lili yang tak sengaja dia dengar kemarin.
“Pasti bunga-bunga yang lain pun merasa iri pada keindahan sayapku.”pikir Indah sambil terus mengepakkan sayapnya menuju kebun bunga.
Hari ini, Indah terbang sedikit memutar. Dia ingin semua bunga melihatnya. Dia menyapa bunga Pacar Air, bunga Kamboja, bunga Tulip, dan bunga Melati. Indah tak lupa menyapa para Kumbang dan Lebah yang dilewatinya.
“Pagi ini kau terlihat sangat gembira Indah.”sapa tuan Lebah ketika mereka berjumpa.
“Sayapmu terlihat lebih cerah dibanding kemarin, Indah.”puji bunga Tulip.
“Selamat pagi Indah, hari ini sayapmu terlihat sungguh indah.”sapa paman Kepik.
Indah tersenyum mendengar semua pujian itu. Indah tak lupa mengucapkan terima kasih pada tiap pujian. Dia merasa sangat senang.
Indah sampai di kediaman bunga Mawar. Dan benar, di sana juga ada nyonya Lebah.
“Selamat pagi, Indah. Hari ini kau terlihat sangat senang.”sapa nyonya Lebah.
“Benar, nyonya Lebah. Langitnya cerah, mentarinya hangat, dan embunnya menyegarkan. Hari yang sempurna untuk merasa bahagia. Bagaimana kabar Anda, nyonya Lebah? Apa sayap Anda sudah lebih baik?”tanya Indah kemudian.
“Aku merasa baik. Sayapku sudah bisa dikepakkan dengan normal. Terima kasih untuk saranmu kemarin.”jawab nyonya Lebah dengan sopan.
“Kembali kasih, saya senang mendengar kabar Anda menjadi lebih baik.”jawab Indah dengan sopan,”Oh ya, ini saya bawakan olahan nektar. Semoga Anda menyukainya, nyonya Lebah.”
“Aku yakin ini pasti enak. Terima kasih.”nyonya Lebah menyambut olahan nektar Indah dengan senang. Tanpa sengaja nyonya Lebah menumpahkan olahan nektar yang diberikan Indah. Olahan nektar itu mengenai sayap Indah. Sayapnya jadi lengket dan mengkilap kusam.
“Oh, nyonya Lebah, bagaimana Anda bisa begitu ceroboh. Pagi ini, saya bersusah payah membersihakan sayap saya agar terlihat lebih cerah dan Anda malah menumpahinya dengan olahan nektar yang saya berikan. Oh, bagaimana ini?”kata Indah meracau. Indah merasa jengkel karena sayapnya jadi jelek dan kusam.
“Maafkan aku Indah. Aku tidah sengaja menumpahkan olahan nektar itu padamu. Sungguh aku tidak sengaja.”kata nyonya Lebah meminta maaf. Nyonya Lebah membantu Indah membersihkan sayapnya.
“Oh, nyonya Lebah, mungkin Anda sengaja menumpahkannya karena Anda merasa iri pada sayap saya yang indah sementara sayap Anda jelek.”Indah berbicara sangat kasar pada nyonya Lebah.
“Bagaimana kau bisa berpikir seperti itu Indah. Tentu saja itu tidak benar.”jawab nyonya Lebah dengan perasaan tersinggung. Nyonya Lebah lalu terbang meninggalkan Indah sendirian.
Indah terbang menghampiri bunga Mawar.
“Apa yang terjadi? Kenapa nyonya Lebah pergi begitu saja?”tanya bunga Mawar.
“Kau lihat ini? Sayapku yang indah jadi kusam dan lengket. Nyonya Lebah menumpahkan olahan nektar yang kuberikan. Aku yakin dia sengaja karena merasa iri pada sayapku.”ceracau Indah dengan kesal.
“Bagaimana mungkin kau bisa berpikir seperti itu? Nyonya Lebah adalah orang yang baik dan sopan, tak mungkin dia berbuat ddemikian.”bunga Mawar menimpali dengan lembut.
“Rasa iri bisa mengubah orang baik menjadi jahat.”Indah masih saja bersikap menyebalkan.
“Dan rasa sombong dapat mengubah seorang periang menjadi menjengkelkan.”bunga Mawa pergi mangacuhkan Indah.
Sekarang Indah sendirian. Dia terbang menuju kebun bunga. dia berharap mendapat penghiburan dari bungaa-bunga lain. Tapi ketika Indah menceritakan apa yang terjadi, serta merta para bunga berkata hal yang sama seperti yang dikatakan bunga Mawar,”Kesombongan dapat mengubah seorang periang menjadi menjengkelkan.”
***
Indah pulang dengan perasaan kecewa. Apa yanh terjadi? Kenapa sekarang semua orang mengatakan dia sombong. Indah hanya mengatakan apa yang dirasanya benar.
Indah terbang dengan lemas menuju pohon Willow yang tadi pagi memberinya embun menyyegarkan.
“Pohon Willow yang baik, aku tidak mengerti kenapa mereka jadi membenciku.”keluh Indah pada pohon Willow. Indah menceritakan apa yang baru saja terjadi.
“Aku hanya mengatakan apa yang kurasa benar. Pasti banyak yang iri pada sayap indahku ini.”lanjut Indah dengan sedih.
“Indah yang cantik. Mungkin benar mereka iri dengan warna cerah sayapmu. Tapi kau tidak boleh serta-merta menuduh nyonya Lebah sengaja menumpahkan olahan nektar itu. Memiliki perasaan iri tidak berarti mereka ingin melukaimu. Kesombongan dalam hatimu telah menutup hati yang bersih. Bukankah sebelumnya kau tidak pernah berpikiran buruk tentang orang lain?”kata pohon Willow dengan bijak. Semilir angin menggesekkan daun-daun pohon Willow. Suara gemerisik daunnya menenangkan hati Indah.
“Mereka akan merasa terluka jika kau menuduh mereka sengaja melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak sengaja mereka lakukan. Minta maaflah pada nyonya Lebah.”saran pohon Willow tuaa pada Indah.
“Aku menyesal telah berkata kasar pada nyonya Lebah dan menuduhnya melakukan itu dengan sengaja. Dan aku jadi sedih karena sekarang teman-temanku berpikir aku sombong. Aku akan terbang ke tempat nyonya Lebah lalu meminta maaf. Semoga nyonya Lebah mau memaafkanku. Dan aku juga tidak akan mengulanginya lagi. Aku tidak mau sombong lagi. Sayapku memang cantik tapi tak akan terasa cantik jika aku tidak punya teman seperti sekarang. Terima kasih pohon Willow.”kata Indah akhirnya.
Indah terbang menuju kediaman nyonya Lebah. Dia mengutarakan betapa dia sangat menyesal lalu meminta maaf. Nyonya Lebah memaafkan Indah. Nyonya Lebah  mengajak Indah masuk untuk mimum teh sore.
Indah juga minta maaf pada teman-temannya di kebun bunga. Dia berjanji tak akan sombong lagi karena dia tidak mau dibenci teman-temannya.

No comments:

Post a Comment