Monday 29 June 2015

"Merasa Puas" dan "Bersyukur"

Banyak orang memposting seperti ini "Yang namanya manusia itu tidak akan pernah merasa puas. Semuanya tergantung bagaimana kita bisa mensyukuri apa yang telah kita miliki."
Bagi ni empunya blog, kata "puas" dan "syukur" digunakan dalam kondisi yang berbeda. "Puas" itu digunakan sebagai batas dalam melakukan kegiatan yang akan dilihat, digunakan, dan dinikmati orang lain maupun diri sendiri. Misalnya ketika ada yang pesan gambar, puas itu digunakan sebagai batasan apakah gambarnya cukup baik untuk diberikan pada orang lain. Ketika dalam pengerjaan gambar ni empunya blog bisa fokus dan menghasilkan sensasi kepuasan, maka gambar yang dikerjakan sudah cukup bagus dan layak untuk diberikan pada orang yang memesan. Begitu juga ketika sekolah dulu mengerjakan makalah dan tugas sekolah lainnya. Jika dalam proses pengerjaannya bisa fokus dan setelah selesai mendapat sensasi kepuasan tersendiri, maka tugas itu sudah layak untuk dikumpulkan, dan ni empunya blog bisa memprediksi akan dapat nilai yang bagus untuk tugas tersebut. Di sini, kepuasan itu meminta standar yabg lebih tinggi dengan sendirinya. Dari sini dikatakan bahwa "aku tidak pernah puas". Ketika menggambar misalnya, melihat gambar-gambar awal mulai tertarik menggambar, dulu rasanya sudah puas dengan hasil gambaran yang seperti "itu", tapi seiring berjalannya waktu ada keinginan untuk menggambar dengan teknik baru, media baru, dan bentuk yang baru. Menggambar dengan cara yang lama sudah tidak lagi memuaskan.
Dan simbah kakung ni empunya blog selalu berpesan, "Jangan pernah merasa puas". Dulu, ni empunya blog akan langsung berhenti setelah "merasa" sudah tahu cara melakukan sesuatu. Misalnya dalam latihan gitar. Dulu, dengan mengetahui bagaimana chord C dilantunkan, ni empunya blog sudah merasa sangat senang. Akhirnya, berhenti. Belum sempat menguasai satu lagi, ni empunya blog akan berhenti. Dari sikap yang seperti itu, simbah kakung selalu berpesan agar ni empunya blog tidak merasa cepat puas.
Berbeda dengan penggunaan kata "syukur". Bagi ni empunya blog, syukur adalah pintu gerbang kebahagiaan. Mungkin syukur datangnya bisa sangat terlambat. Biasanya datang setelah kita menghadapi cobaan yang menguras emosi. Saat berada di state yang lebih tenang setelah suatu kejadian yang menguras emosi datang, lalu melihat ke belakang apa saja yang telah dilalui dan pembelajaran apa yang didapat, disitulah letak syukur berada. Seperti yang sering teman dan saudara katakan pada ni empunya blog, "Jalani saja", kami berfokus pada apa yang sedang ada, berfokus pada proses pengerjaan kegiatan dan pencapaian rencana, jalani saja dulu dan kau akan temukan keindahan setelahnya. Begitulah kira-kira bentuk syukur.
Keluhan? Akan sangat tidak sehat jika terlalu fokus tidak ingin menghadapi apa yang dikeluhkan. Tapi jika fokusnya adalah bagaimana menemukan jalan keluar dan cara menyelesaikan apa yang dikeluhkan, maka keluhan itu bukan hal tidak baik. Dan setiap orang butuh mendengar suaranya sendiri, setiap orang butuh mengeluarkan beban dalam emosi dan pikirannya, jadi maklumi saja jika ada yang berkeluh kesah, tapi jangan membuatnya terlarut dan memsberi harapan untuk tidak menghadapinya.

No comments:

Post a Comment