Tuesday 19 May 2015

Dating My Self

Avangers did entertain me today. It could make me laugh out loud, mumbling, shockingly "whaatt?", "ahh", "oohh", and "ohhh". It's better to watch action movie than went to the beach for some relaxing treatment for yourself. You can say anything you want while the movie on, comment about that in your comfortable language, than go screaming in beach. Oh i love today. It's the spontaneous plan to watch this movie. No shower before, no jacket, t-shirt and safari-pant on, that's the real me going out there to feel alive. The dissapointed thing is only the popcorn, "Why i didn't buy those corn?" The smell was everywhere inside the teather and my stomatch grumbling.
For the movie itself, well, Tony Spark and Captain America is perfect match for duo comedian. Yeah, make me laugh out loud more, "old man" . . . kekeke
Beberapa minggu yang lalu, ketika pikiran terlalu penuh dan badan terlalu lelah dan menumpuk sedikit kesedihan karena suatu kekecewaan, tanpa disadari, hanya mengalir ikuti apa yg akan terjadi, badan ni empunya akun membawanya ke Amplaz. Mulanya ni empunya akun hanya mau pergi ke tempat tetangga untuk megurusi baju jahitan. Dalam keadaan belum mandi di pagi hari, mengenakan kaos oblong dan celana safari 3/4, tanpa jaket, hanya bermodal helm dan uang 50ribu. Sepulang dari tempat tetangga, hanya terpikir bahwa hari itu ingin naik motor berkeliling kota sampai isi pikiran sedikit reda. Tanpa dinyana tahu-tahu sudah sampai Amplaz, masuk ke Studio 21 mengantri tiket film. Akan sangat menyenangkan jika ada film komedi, tapi karena dari daftar yg terpampang hanya film Avenger yg menarik minat akhirnya itulah yg dibeli. Uang 35ribu habis utk tiket, jam tayang pukul 12.45WIB dan saat itu baru pukul 11.00WIB. Ada terlalu banyak waktu utk dihabiskan sendiri di tempat belanja dgn modal tinggal 15ribu(?) Kebingungan melanda kepala. Karena wajah sudah tidak rupa manusia dan jiwa sudah mengambang jauh di atas sana, sekedar melihat-lihat dan menyentuh-nyentuh barang di toko pasti akan menimbulkan kecurigaan. Jadi diputuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi Amplaz dari lantai bawah sampai lantai atas. Voila, hanya butuh waktu satu jam dan masih ada 45 menit sebelum film ditayangkan. Oh Tuhan, itu hal yg paling berat, membosankan, dan tambah bikin jiwa melayang-layang. Biasanya akan milih nongkrongin buku-buku di Gramed, tapi karena modal uang tinggal 15ribu dan pin ATM sedang keblokir, niat diurungkan. Hanya duduk di kursi depan Gramed, memandangi orang-orang yg berlalu lalang sambil mengira-ngira cerita di balik mereka. Ini cukup mengasyikan, tapi kepala sedang tidak terbuka pada "muse", jadi diputuskan naik ke Studio 21 dan menunggu di dalam sampai teater 2 dibuka.
Saat itu libur utk anak-anak kelas 3 SMP sehabis UNAS, jadi pengunjung Studio 21 kebanyakan remaja tanggung. Untuk kedua kalinya nonton di bioskop bersama "pengunjung-pengunjung kecil". Merka tidak berisik atau berulah mengganggu, hanya saja mereka terlihat tanggung dan aneh berada di bioskop. Dan bau jagung berondong gurih itu, oh menebar di seluruh ruangan. Untunglah ruang kedap suara, bunyi perutku sedikit teredam. Dan bau jagung berondong gurih itu menghantuiku sampai hari berikutnya. Hal yg sangat menyiksa.
Hari itu cukup dingin, di dalam ruangan distel pendingin ruangan, dan aku tidak memakai jaket. Hai, aku manusia beku yg tidak siap diolah. Lalu bau jagung berondong gurih itu lagi. Ah, sungguh dinginnya hidup.
Tapi keseluruhan sangat menyenangkan. Ni empunya akun menggunakan kelima inderanya, hidup dalam ritme sedang yg bisa kuikuti, dan menikmati tiap komentar sarkasm yg keluar dari mulutku sendiri dgn sangat nikmat. Selama menonton filmnya, mulut ini tidak bisa diam. Komentar "oh", "ah", "ouch", "hei", "owh" keluar selama menonton adegan-adegannya. Lalu ada komentar-komentar menanggapi obrolan tokoh dalam film seolah aku menjadi bagian di dalamnya, lalu tertawa sendiri mendengar komentar yg kukeluarkan dan tertawa membayangkan aku benar-benar ada di dalam film itu. Hai Tony and Captain America, kalian akan sukses jika membentuk duo pelawak. Aku tertawa keras pada tiap dialog antara Tony Spark dan Captain America. Aku tak ingat detail apa yg mereka bicarakan, aku hanya ingat intonasi bicara dan ironi-ironi kecil dalam tiap dialog, dan aku sangat menyukainya.
Semua itu memuaskan. Aku pulang dgn isi kepala yg lebih jernih, isi hati yg lebih jenaka, dan sisa tawa dari duo pelawak baru kesayanganku. Tapi tetap ada yg mengganjal dan tidak mengenakan hati. Pertama, "kenapa tadi tidak beli jagung berondong gurihnya". Sesalnya datang karena aromanya tetap tidak mau pergi walau sudah sehari berlalu. Kedua, masuk angin. Sampai di rumah kepala terasa sakit, badan terasa berat, dan mata berkunang, "Wul, aku keroki".
Kencan dengan diri sendiri selalu membawa cerita baru. I love doing this.

No comments:

Post a Comment