Wednesday 20 May 2015

Gali Diri bag 1

Dulu, ni empunya akun adalah orang yg sangat perhitungan tentang kegiatan-kegiatan yg dilakukan; yg dikerjakan, yg dijalankan, yg dilakukan hanyalah "hal-hal penting" school stuff. Misalnya, ketika perut lapar setelah jam sembilan malam mending ditahan sampai besok bangun pagi. Kenapa? Karena tidur harus cukup 8 jam per hari agar kesehatan terjaga, karena jika tidur lewat dari jam sembilan di hari efektif sekolah akan mengganggu kelangsungan hidup di sekolah akibat mengantuk, dan itu berarti kelulusan akan terganggu. Karena lulus sama dengan bebas, ni empunya akun berusaha sekuat tenaga mengikuti sistem dan peraturan yg ada.
Semua hal ada baik-buruk, untung-rugi, menyenangkan-tidak menyenangkan-nya. Begitu juga dengan sikap yg seperti itu. Kehidupan memang berlangsung aman, sedikit masalag, dan tidak mengganggu kelangsungan hidup orang lain dgn mengikuti sistem dan peraturan yg ada. Semua aman, lancar, tentram, dan mulus. Tapi kemudian, bisa dibilang telat tapi hal yg terjadi di dunia sebenarnya adalah persis on time sesuai kehendak Tuhan, sekitar dua tahun terakhir ni empunya akun merasa "bosan", kosong, dan rasanya bisa gila dgn semua kemulusan ini. Bukan berarti tidak senang jika semua berjalan lancar, hanya saja ketika kita membuat rencana dan perkiraan lalu kita menjalaninya dgn baik bahkan sudah mengkalkulasi adanya masalah-masalah kecil di tiap pilihan dan cara penyelesaiannya, singkatnya semua terorganisir dgn baik dan sempurna tanpa suatu pun perlu dirisaukan, ada satu bagian di dalam hati dan pikiran yg berteriak minta didengar, "Aku butuh petualangan!!!"
Dan setelah dicari tahu, petualangan selalu datang dari hal-hal di luar rencana dan bagaimana kita memasrahkan diri mengikuti arahan Tuhan yg di luar rencana kita itu dengan tetap tidak kehilangan kendali. Ni empunya akun menginginkan kepuasan yg timbul dari cara itu.
Jadi malam ini, ketika dua tahun lalu kuputuskan utk lebih mengikuti "kata hati" daripada terpaku pada rencana dan perhitungan-perhitungan atas tiap pilihan, aku mengikuti naluriahku; lapar ya makan. Pukul delapan malam terasa dingin dan rasanya pasti nikmat jika membuat sesuatu yg hangat untuk dimakan. Malam-malam keluar rumah untuk beli satu bahan yg belum ada di kulkas (rumah tempat tinggal ni empunya akun berada di pedesaan dgn sawah dan tanah kosong yg masih cukup banyak, jadi keluar malam pasti menimbulkan rasa takut, hehe). And i did it, cook some spaghetti with cheese and ate it with my sisters. Dan kepuasannya terasa sangat alamiah dan menyenangkan. No calculation, but spontaneously did. Ni empunya akun benar-benar bisa menikmati setiap proses pembuatannya. Mulai dari mendidihkan air utk merebus spageti, pengaturan nyala api, taburan garam, saat memasukkan spageti ke air mendidih, menanti si spageti sampai aldente sambil menyiapkan oven, saat memasukkan bologna sauce dan spageti ke loyang, saat menaburkan keju sampai rata, saat menanti keju meleleh dipanggang oven, saat memotong spageti utk dimakan, saat mencuci semua peralatan, bahkan ketika minum setelah makan 1,5 potong spageti keju. Tanpa tergesa-gesa, menikmati tiap menitnya. Sungguh kepuasan alami yg kurindukan. Dan malam ini akan bisa tidur dgn nyenyak.
Well, tiap orang punya cara dan ceritanya sendiri utk mengalami kepuasan alami seperti itu. Dan itulah yg kusuka; tanpa tergesa-gesa dan nikmati tiap detik prosesnya. Lambat memang, tapi nikmat.
Selamat malam ^^

No comments:

Post a Comment